Beberapa waktu yang lalu saya bepergian ke suatu tempat, kebetulan hari itu hari libur
yang lumayan panjang. Di perjalanan saya melihat pemandangan yg membuat hati
marah, gelisah, dan risih. Entah apakah perasaan saya ini dianggap berlebihan
atau terlalu sensitif, namun mungkin perasaan saya mewakili beberapa orang yg
merasakan hal yg sama. Saya melihat puluhan pasangan muda-mudi menghabiskan
waktu bersama tanpa adanya ikatan sah yg terlihat sangat dekat tanpa pembatas.
Dalam benak saya berpikir apakah zaman sudah semakin bebas seperti ini?
Wanita pada zaman dahulu sangat terjaga harkat dan martabatnya. Namun masa kini sepertinya hal itu sudah tak dihiraukan. Masa kini kata "cinta" kadang sudah cukup untuk membebaskan apa yg sebelumnya terjaga, kata "cinta"kerap menjadi sebuah alasan untuk melakukan apapun yg menurut orang yg memiliki cinta merupakan bentuk nyata dari perasaannya. Zaman semakin maju katanya, namun moral semakin rendah kedudukannya. Berbagai alat komunikasi dan teknologi dihargai tinggi pada masa kini, namun etika dan syariat dapat dibeli murah.
Atas nama cinta.. para wanita dapat didapatkan hatinya dengan mudahnya. Atas nama cinta.. laki-laki dapat membawa wanita kemanapun ia mau, para orang tua sudah tidak ragu membiarkan anak wanitanya keluar dari pagar rumah bersama orang asing yang belum tentu jadi muhrimnya. Atas nama cinta.. jalanan dan tempat wisata menjadi ramai dengan aktivitas percintaan sebelum waktunya. Atas nama cinta.. wanita dapat direnggut kesuciannya. Atas nama cinta.. laki-laki menebar beribu harapan dan melukai banyak wanita yg diinginkannya. Atas nama cinta.. tak ada beda antara cinta dengan Tuhan dan sesama makhluk Nya. Sebenarnya apa salah dari sebuah "cinta" hingga menjadi alasan berbagai pikiran jahat laki-laki yg tak memperhatikan tanggung jawabnya sebagai pelindung dan pemimpin wanita?
Tidakkah para wanita di luar sana berpikir bagaimana para lelaki itu menilai mereka? Hanya dengan sebuah rayuan, wanita yg tak memiliki iman yg kuat dapat menuruti semua kemauan para lelaki tak bertanggung jawab. Hanya dengan harapan yg solah-olah terlihat tinggi, wanita yg tak memiliki pikiran panjang sudah menyerahkan jiwa raganya bagi laki-laki yg pura-pura lupa akan siksa neraka yg membayanginya. Hanya dengan sebuah tiket film atau tiket konser musik, wanita yg tak menjaga etikanya akan meninggalkan rumah hingga larut malam bersama laki-laki yg tak mempedulikan hukum Tuhannya. Hanya dengan setangkai mawar merah, wanita yg mudah tertipu dengan keindahan dunia akan mengorbankan jiwa raganya demi laki-laki yg pikirannya hanya mengejar kedudukan dunia seisinya. Hanya dengan sepasang cincin emas, wanita yg matanya penuh dengan keinginan materi akan menomer duakan keluarga untuk menemani laki-laki yg tak memiliki keinginan bertemu dengan Tuhannya dan melanggar semua batas demi memuaskan nafsu dunianya. Bukankah semua itu dapat menjadi salah satu bukti betapa murahnya harga wanita zaman sekarang ini?
Wanita pada zaman dahulu sangat terjaga harkat dan martabatnya. Namun masa kini sepertinya hal itu sudah tak dihiraukan. Masa kini kata "cinta" kadang sudah cukup untuk membebaskan apa yg sebelumnya terjaga, kata "cinta"kerap menjadi sebuah alasan untuk melakukan apapun yg menurut orang yg memiliki cinta merupakan bentuk nyata dari perasaannya. Zaman semakin maju katanya, namun moral semakin rendah kedudukannya. Berbagai alat komunikasi dan teknologi dihargai tinggi pada masa kini, namun etika dan syariat dapat dibeli murah.
Atas nama cinta.. para wanita dapat didapatkan hatinya dengan mudahnya. Atas nama cinta.. laki-laki dapat membawa wanita kemanapun ia mau, para orang tua sudah tidak ragu membiarkan anak wanitanya keluar dari pagar rumah bersama orang asing yang belum tentu jadi muhrimnya. Atas nama cinta.. jalanan dan tempat wisata menjadi ramai dengan aktivitas percintaan sebelum waktunya. Atas nama cinta.. wanita dapat direnggut kesuciannya. Atas nama cinta.. laki-laki menebar beribu harapan dan melukai banyak wanita yg diinginkannya. Atas nama cinta.. tak ada beda antara cinta dengan Tuhan dan sesama makhluk Nya. Sebenarnya apa salah dari sebuah "cinta" hingga menjadi alasan berbagai pikiran jahat laki-laki yg tak memperhatikan tanggung jawabnya sebagai pelindung dan pemimpin wanita?
Tidakkah para wanita di luar sana berpikir bagaimana para lelaki itu menilai mereka? Hanya dengan sebuah rayuan, wanita yg tak memiliki iman yg kuat dapat menuruti semua kemauan para lelaki tak bertanggung jawab. Hanya dengan harapan yg solah-olah terlihat tinggi, wanita yg tak memiliki pikiran panjang sudah menyerahkan jiwa raganya bagi laki-laki yg pura-pura lupa akan siksa neraka yg membayanginya. Hanya dengan sebuah tiket film atau tiket konser musik, wanita yg tak menjaga etikanya akan meninggalkan rumah hingga larut malam bersama laki-laki yg tak mempedulikan hukum Tuhannya. Hanya dengan setangkai mawar merah, wanita yg mudah tertipu dengan keindahan dunia akan mengorbankan jiwa raganya demi laki-laki yg pikirannya hanya mengejar kedudukan dunia seisinya. Hanya dengan sepasang cincin emas, wanita yg matanya penuh dengan keinginan materi akan menomer duakan keluarga untuk menemani laki-laki yg tak memiliki keinginan bertemu dengan Tuhannya dan melanggar semua batas demi memuaskan nafsu dunianya. Bukankah semua itu dapat menjadi salah satu bukti betapa murahnya harga wanita zaman sekarang ini?
Pernakah wanita di luar sana memikirkan hal ini? Alasan apa yg membuat para laki-laki mencintai wanita? Kebanyakan para lelaki jika ditanya mengapa mencintai wanita, mereka akan menjawab karena wanita itu cantik, karena wanita itu pintar, karena wanita itu dari keluarga terhormat, karena wanita itu potensial, karena wanita itu kaya, karena wanita itu terkenal, karena wanita itu manis, karena wanita itu berpendidikan tinggi, karena wanita itu memiliki segalanya, karena wanita itu sempurna, karena wanita itu memiliki semua keindahan dunia.. Namun pernahkan berpikir ulang bahawa semua alasan itu bukanlah bagian dari sebuah ketulusan? Alasan para lelaki itu mencintai dari apa yg dimiliki wanita, jika wanita tidak memiliki semua itu para lelaki pun tak memberikan cintanya. Adakah di dunia yg semakin kelam dengan materi menyesatkan ada laki-laki yg mencintai seorang wanita tanpa alasan apapun? Laki-laki itu mencintai wanita hanya karena perasaannya yg mengatakan seperti itu tanpa melihat seperti apapun wanita yg dicintainya. Adakah atas nama cinta seorang laki-laki memberikan hatinya dengan dasar ketulusan semata dan tak mengharap imbalan dari cintanya? Bukankah hanya Tuhan yg dapat memberikan balasan atas sebuah cinta dan memilihkan kepada siapa cinta itu dijatuhkan?
Jika mencinta berlandaskan keindahan rupa, maka cinta akan memudar setelah menuanya usia.
Jika mencinta berlandaskan kejayaan kedudukan, maka cinta akan hilang setelah runtuhnya kursi kehormatan
Jika mencinta berlandaskan harta, maka cinta akan pergi setelah kebangrutan
Jika cinta berlandaskan status pendidikan, maka cinta akan menjauh setelah kepikunan terasa
Jika cinta berlandaskan ketenaran, maka cinta akan lenyap setelah redupnya sebuah nama
Namun jika cinta berlandaskan ketulusan, maka cinta akan selalu terjaga sepanjang masa
0 komentar:
Posting Komentar