Salam ceria untuk kita semua :)
Bagaimana atmosfer yang para pembaca rasakan saat ini? Bukankah aktifitas para
mahasiswa akhir-akhir ini sedang memasuki masa tegang-tegangnya? Tugas yang menumpuk, rangkaian kegiatan organisasi yang penuh, dan kegiatan-kegiatan lain yang menguras waktu dan pikiran. Maka saya mengajak para pembaca untuk sedikit
melepas ketegangan yang ada, tidak hanya bagi para mahasiswa, para pelajar pun
semoga dapat mengambil hikmah dan inspirasi dari tulisan sederhana ini.
Pada awal-awal masuknya perkuliahan, pada umumnya para guru atau dosen akan memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tak jarang sebagian guru atau dosen yang akan memberikan motivasi untuk para anak didiknya pada awal pertemuan. Begitu pula yang saya dapat dari beberapa dosen saya pada minggu pertama kuliah beberapa waktu yang telah lalu:
Motivasi pertama: " Hadapi segala sesuatu dengan semangat dan senang hati."
Ketegangan merupakan hal yang wajar bahkan saya dapat mengatakan itu merupakan respon positif dari otak dan syaraf kita ketika menghadapi segala sesuatu yg baru, jika kita tidak merasakan tegang, justru itu merupakan tanda jika kita acuh tak acuh terhadap apa yg akan dihadapi. Namun di balik ketegangan yg kita rasakan, tentunya kita harus pandai-pandai mengolah diri agar dapat meredam ketegangan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menghadapi apa yg akan terjadi dengan senang hati dan semangat. Karena dengan cara itulah otak kita akan menangkap sinyal-sinyal positif dari tubuh sehingga apa yang akan dihadapi tidak seberat yg kita pikirkan pertama kali. Dengan senang hati dan semangat, apa yang kelihatannya rumit akan terurai menjadi sesuatu yang mudah. Kata dosen saya "Jangan sapa sebuah keadaan dengan wajah muram pada pertama kali, ciptakan suasana menyenangkan agar kedepannya semua berjalan mulus dan selalu dalam hati yg ikhlas. Jika kita melakukan kebaikan, jangan sesali, hadapi meski seberat apapun itu."
So, mulai hari ini mari kita sama-sama belajar untuk selalu tersenyum terlebih dahulu saat menghadapi apapun. Semangat akan memacu aliran darah kita menjadi lebih kencang, dengan begitu tubuh akan lebih siap menghadapi apapun.Saya teringat dengan sebuah kata motivator terkenal "Sebesar apapun masalah yang kita hadapi, ingatlah jika Tuhan lebih besar dari apapun yang kita hadapi itu."
Jangan takut wahai para pejuang, Tuhan selalu di sisimu, Tuhan tidak akan membiarkanmu berjalan seorang diri.
Motivasi Kedua: "Berpikirlah yg positif selalu"
Berpikir positif tidak hanya bermanfaat saat menghadapi apapun, bahkan berpikir positif juga sangat mempengaruhi kesehatan jasmani dan rohani. Ketakutan akan selalu datang saat kita terbayang dan menebak-nebak apa yang akan terjadi. Namun mari kita sadari bahwa apa yang akan terjadi sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa, Ia tidak akan salah menempatkan takdir yang akan kita hadapi,semua takdir yg kita hadapi merupakan yg terbaik dan termungkin untuk kita menjalaninya. Jadi berpikir positif serta selalu percaya bahwa Tuhan akan memberi petunjuk, perlindungan dan segala yg terbaik adalah hal terpenting dalam menghadapi segala situasi. Pikiran positif akan memberikan tubuh kita energi yang lebih sehingga apa yang awalnya terasa berat, insyaallah akan lebih ringan dihadapi. Ayah saya pernah memberikan nasehat, beliau mengatakan jika energi positif merupakan alat terpenting untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan. Karena dari energi positif itu terkandung amalan-amalan mulia yang tidak sia-sia di mata Tuhan.
Motivasi ketiga: "Pemenang adalah sosok yg paling tekun, bukan yg paling pintar"
Pesan itu sangat mengena pada diri saya pribadi karena saya mengalami sendiri apa yg ada dalam pesan itu. Sejak kecil saya sudah dibiasakan hidup disiplin dalam segala hal, ketekunan pastinya merupakan salah satu aspek dalam sebuah kedisiplinan. Dan hingga kini saya pun merasakan manfaat dari kebiasaan disiplin itu, kemudahan menggapai segala sesuatu akan lebih terasa dengan jurus ketekunan. Ketekunan adalah proses yang dilakukan secara terus menerus hingga kita terbiasa melakukan suatu hal, tak heran jika untuk memenangkan sebuah pertandingan maupun persaingan bukan kemampuan otak yang harus diunggulkam, namun ketekunan, ketelatenan dalam mencari peluang-peluang yang ada akan mengantarkan kita menajadi pemenang. Ingat, Tuhan tidak memberkati kemampuan otak, Tuhan lebih melihat dan memberkati sebuah usaha yang dikerahkan otak tersebut.
Dalam hal ini dosen saya berpesan agar tetap mengisi otak kita semampunya dengan ilmu pengetahuan yang bisa kita dapatkan dari manapun. Beliau menyarakan untuk membiasakan diri minimal membaca satu buku dalam seminggu lalu mencatat apa yang didapat dari buku itu. Dengan mencatat otak kita kan merekam apa yang tertulis dan menyimpannya dalam ingatan kita. Jika hal itu terlalu memberatkan, beliau juga menyarankan alternatif lain dengan melakukan kebiasaan menambah minimal satu pengetahuan baru untuk diri kita setiap harinya, lalu mencatatnya dalam selembar kertas. Dengan cara ini kita tidak melewatkan satu hari pun tanpa ilmu pengetahuan, sehingga kita tidak sia-sia hidup di dunia ini. Jangan hanya diskusi ini itu, pergi kesana kemari, melakukan ini itu tapi tidak membekas dan tidak bermanfaat dalam hidup kita. Lebih baik melakukan hal sederhana namun bermakna. Jadi yang ingin saya tekankan adalah, semua orang tidak ada yang lebih buruk atau lebih bodoh dari orang yang lain, hanya upaya dan doa saja yang membedakannya. Kita adalah orang terbaik, minimal untuk diri kita dan orang-orang yang kita cintai. Kepintaran bukan diukur dari sebuah nilai, namun dapat dilihat dari kemampuan untuk mendapatkan nilai tersebut.
The last from me, selamat melaksanakan aktifitas bagi para pembaca sekalian. Apapun dan bagaimanapun yang ada di hadapan kita, senyumin aja lah :) Apa yang berat akan ringan, apa yang sulit akan mudah, apa yang banyak akan sedikit, dan apa yang menyedihkan akan menyenangkan.. " Percayalah" {judul lagu hits Indonesia, Afgan feat Raissa :)}
Pada awal-awal masuknya perkuliahan, pada umumnya para guru atau dosen akan memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tak jarang sebagian guru atau dosen yang akan memberikan motivasi untuk para anak didiknya pada awal pertemuan. Begitu pula yang saya dapat dari beberapa dosen saya pada minggu pertama kuliah beberapa waktu yang telah lalu:
Motivasi pertama: " Hadapi segala sesuatu dengan semangat dan senang hati."
Ketegangan merupakan hal yang wajar bahkan saya dapat mengatakan itu merupakan respon positif dari otak dan syaraf kita ketika menghadapi segala sesuatu yg baru, jika kita tidak merasakan tegang, justru itu merupakan tanda jika kita acuh tak acuh terhadap apa yg akan dihadapi. Namun di balik ketegangan yg kita rasakan, tentunya kita harus pandai-pandai mengolah diri agar dapat meredam ketegangan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menghadapi apa yg akan terjadi dengan senang hati dan semangat. Karena dengan cara itulah otak kita akan menangkap sinyal-sinyal positif dari tubuh sehingga apa yang akan dihadapi tidak seberat yg kita pikirkan pertama kali. Dengan senang hati dan semangat, apa yang kelihatannya rumit akan terurai menjadi sesuatu yang mudah. Kata dosen saya "Jangan sapa sebuah keadaan dengan wajah muram pada pertama kali, ciptakan suasana menyenangkan agar kedepannya semua berjalan mulus dan selalu dalam hati yg ikhlas. Jika kita melakukan kebaikan, jangan sesali, hadapi meski seberat apapun itu."
So, mulai hari ini mari kita sama-sama belajar untuk selalu tersenyum terlebih dahulu saat menghadapi apapun. Semangat akan memacu aliran darah kita menjadi lebih kencang, dengan begitu tubuh akan lebih siap menghadapi apapun.Saya teringat dengan sebuah kata motivator terkenal "Sebesar apapun masalah yang kita hadapi, ingatlah jika Tuhan lebih besar dari apapun yang kita hadapi itu."
Jangan takut wahai para pejuang, Tuhan selalu di sisimu, Tuhan tidak akan membiarkanmu berjalan seorang diri.
Motivasi Kedua: "Berpikirlah yg positif selalu"
Berpikir positif tidak hanya bermanfaat saat menghadapi apapun, bahkan berpikir positif juga sangat mempengaruhi kesehatan jasmani dan rohani. Ketakutan akan selalu datang saat kita terbayang dan menebak-nebak apa yang akan terjadi. Namun mari kita sadari bahwa apa yang akan terjadi sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa, Ia tidak akan salah menempatkan takdir yang akan kita hadapi,semua takdir yg kita hadapi merupakan yg terbaik dan termungkin untuk kita menjalaninya. Jadi berpikir positif serta selalu percaya bahwa Tuhan akan memberi petunjuk, perlindungan dan segala yg terbaik adalah hal terpenting dalam menghadapi segala situasi. Pikiran positif akan memberikan tubuh kita energi yang lebih sehingga apa yang awalnya terasa berat, insyaallah akan lebih ringan dihadapi. Ayah saya pernah memberikan nasehat, beliau mengatakan jika energi positif merupakan alat terpenting untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan. Karena dari energi positif itu terkandung amalan-amalan mulia yang tidak sia-sia di mata Tuhan.
Motivasi ketiga: "Pemenang adalah sosok yg paling tekun, bukan yg paling pintar"
Pesan itu sangat mengena pada diri saya pribadi karena saya mengalami sendiri apa yg ada dalam pesan itu. Sejak kecil saya sudah dibiasakan hidup disiplin dalam segala hal, ketekunan pastinya merupakan salah satu aspek dalam sebuah kedisiplinan. Dan hingga kini saya pun merasakan manfaat dari kebiasaan disiplin itu, kemudahan menggapai segala sesuatu akan lebih terasa dengan jurus ketekunan. Ketekunan adalah proses yang dilakukan secara terus menerus hingga kita terbiasa melakukan suatu hal, tak heran jika untuk memenangkan sebuah pertandingan maupun persaingan bukan kemampuan otak yang harus diunggulkam, namun ketekunan, ketelatenan dalam mencari peluang-peluang yang ada akan mengantarkan kita menajadi pemenang. Ingat, Tuhan tidak memberkati kemampuan otak, Tuhan lebih melihat dan memberkati sebuah usaha yang dikerahkan otak tersebut.
Dalam hal ini dosen saya berpesan agar tetap mengisi otak kita semampunya dengan ilmu pengetahuan yang bisa kita dapatkan dari manapun. Beliau menyarakan untuk membiasakan diri minimal membaca satu buku dalam seminggu lalu mencatat apa yang didapat dari buku itu. Dengan mencatat otak kita kan merekam apa yang tertulis dan menyimpannya dalam ingatan kita. Jika hal itu terlalu memberatkan, beliau juga menyarankan alternatif lain dengan melakukan kebiasaan menambah minimal satu pengetahuan baru untuk diri kita setiap harinya, lalu mencatatnya dalam selembar kertas. Dengan cara ini kita tidak melewatkan satu hari pun tanpa ilmu pengetahuan, sehingga kita tidak sia-sia hidup di dunia ini. Jangan hanya diskusi ini itu, pergi kesana kemari, melakukan ini itu tapi tidak membekas dan tidak bermanfaat dalam hidup kita. Lebih baik melakukan hal sederhana namun bermakna. Jadi yang ingin saya tekankan adalah, semua orang tidak ada yang lebih buruk atau lebih bodoh dari orang yang lain, hanya upaya dan doa saja yang membedakannya. Kita adalah orang terbaik, minimal untuk diri kita dan orang-orang yang kita cintai. Kepintaran bukan diukur dari sebuah nilai, namun dapat dilihat dari kemampuan untuk mendapatkan nilai tersebut.
The last from me, selamat melaksanakan aktifitas bagi para pembaca sekalian. Apapun dan bagaimanapun yang ada di hadapan kita, senyumin aja lah :) Apa yang berat akan ringan, apa yang sulit akan mudah, apa yang banyak akan sedikit, dan apa yang menyedihkan akan menyenangkan.. " Percayalah" {judul lagu hits Indonesia, Afgan feat Raissa :)}
0 komentar:
Posting Komentar