They are Blind But They Can See

Tulisan ini terinspirasi oleh para tunanetra di manapun mereka berada. Bukan maksud untuk merendahkan maupun menyinggung perasaan hati mereka, justru saya ingin membagi inspirasi yg telah mereka berikan kepada saya. Ketika itu sore hari saya melihat teman yg kurang beruntung karena sejak kecil tidak dapat melihat keindahan dunia. Di kampus kami orang-orang spesial itu disebut difabel. Menurut wikipedia difabel adalah gangguan yg dialami sebagian orang karena keterbatasan beraktivitas dan keterbatasan partisipasi karena suatu sebab. Difabel sendiri bermacam-macam bentuknya, namun kali ini saya ingin mengapresiasi para tunanetra. Tunanetra sendiri merupakan gangguan yg dialami seseorang dalam indera penglihatannya. Saya sempat bergetar menulis tulisan ini karena merasakan betapa tak berdayanya saya jika mengalami hal serupa.

Sebenarnya sering sya melihat orang-orang yg sangat terjaga matanya itu. Namun entah mengapa sore itu saat melihat teman yg sangat hebat berjalan di depan saya menggunakan tongkat dengan tegap dan lurus yang membuat hati saya terketuk dan terenyuh. Sempat berpikir bagaimana ia bisa berjalan tegap seperti kami yg diberi kesempatan dapat melihat? Bagaimana bisa ia tidak terjatuh padahal tidak pernah melihat apa yg mereka injak? Dan bagaimana ia membayangkan dunia yg selama ini gelap baginya? Pertanyaan-pertanyaan yg lain pun muncul dalam benak saya, dan yg paling saya pertanyakan adalah bagaimana bisa ia tersenyum bahagia padahal kesusahan dan keterbatasan selalu membelenggu hidupnya?? Subhanallah, semua jawaban dari pertanyaan saya dijawab oleh petunjuk dari alam itu sendiri, ia dan orang-orang seperti dirinya dapat hidup dengan bahagia karena mereka memiliki kekuatan yg paling besar dalam hidup yaitu "ikhlas"... Dengan ikhlas mereka dapat hidup dengan bahagia dan tentunya selalu dalam petunjuk Nya. Mereka tidak memiliki mata yg bisa melihat, namun hati mereka sangatlah tajam. Mungkin hati mereka bisa diibaratkan seperti kaca yg dapat mengirim bayangan ke otak mereka mengenai apapun yg tidak bisa dilihat, mata mereka tidak bisa gambaran indah dunia, namun mereka bisa melihat hakikat dari keindahan dunia. Buktinya mereka bisa merasakan dan melakukan apa yg sama seperti orang normal lainnya.

Kembali saya ditegur oleh mereka ketika melihat sebuah tayangan di televisi mengenai acara yg meliput sosok inspiratif yg unik. Beliau merupakan aktivis tunanetra yg mengajarkan kepada tunanetra yg lain untuk dapat hidup mandiri. Beliau memiliki prinsip untuk mengajarkan cara-cara hidup yg memudahkan para tunanetra, mulai dari menggunakan tongkat,mengantri di tempat publik, dan kagiatan sehari-hari lainnya. Menurutnya keterbatasan bukan alasan untuk mengeluh dan merepotkan orang lain, tunanetra juga bisa mandiri. Betapa mulianya bapak ini, beliau tidak pernah merasa sedih dalam menjalani hidupnya, bahkan sempat berpikir tentang orang lain. Miris saat melihat banyak orang yg diberi kesempurnaan anggota badan namun memilih jalan salah dalam hidup, seperti mengemis, korupsi, mencuri, merampok, membunuh, dan lain-lain. Padahal dari contoh sosok inspiratif itu kita dapat mengambil pelajaran bahwa semua orang sebenarnya bisa hidup dengan kualitas yg sama namun caranya saja yg berbeda-beda.

Tulisan ini juga bertujuan untuk mengajak diri sya sendiri maupun pembaca yg masih diberi kenikmatan berupa kesempurnaan anggota badan dan fungsinya untuk selalu bersyukur atas apapun yg telah diberikan Tuhan. Sedih, kecewa, putus asa, dan marah akan pahitnya hidup pasti akan datang sewaktu-waktu, namun itulah saat dimana Tuhan ingin mendekat dengan kita. Jadi jangan menangis terlalu lama akan cobaan yg datang, semua yg terjadi akan berganti dengan hal baik dibaliknya. Jika tunanetra saja bisa memiliki hati yang bermata dan bercermin, mengapa kita tidak bisa? Mengapa kita tidak bisa menggunakan hati nurani untuk mengambil keputusan-keputusan berkenaan dengan kehidupan? Mengapa kita masih berdiam diri untuk menyesali hidup? Bukankah kita memiliki banyak jalan lain dalam menyelesaikan urusan dunia? Bukankah masih ada akherat yg lebih kekal, di mana tempat itu merupakan pembalasan bagi orang yg sabar? Tersenyumlah wahai para penghadang ombak kehidupan. Masih ada Tuhan sebagai kapalmu :)



0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.