Bagaimana kabar para
pembaca? Semoga selalu sehat dan diberi kelancaran dalam segala urusan. Kali
ini saya akan berbagi pengalaman pribadi berkaitan dunia kepenulisan. Tentunya
saya sendiri masih banyak kekurangan di sana-sini dalam menulis, semoga
apa yang dapat saya bagi ini dapat membantu para pembaca yang sedang
belajar menulis maupun sedang membiasakan diri untuk menulis.
Menulis memang sebuah
kegiatan yang tidak mudah untuk dilakukan. Bahkan banyak orang yang pandai
dalam berbicara sekalipun belum tentu dapat menuliskan apa yang ia bicarakan
dalam bentuk tulisan. Orang yang memiliki pemikiran maupun ideologi yang tinggi
pun belum tentu dapat menuangkan pikirannya tersebut dalam selembar
kertas.
Mengapa hal itu dapat
terjadi? Menurut saya pribadi menulis merupakan perpaduan seni dalam berpikir
dan mengolah rasa, lalu menuangkannya dalam bentuk bahasa tulisan.
Tentunya hal ini tidak mudah untuk dilakukan, namun bukan berarti tidak bisa
dilakukan. Setiap orang sejatinya dapat menulis, karena semua orang memiliki
bahasa dan kata-kata dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Namun tidak semua
tulisan yang ditulis dapat menggerakkan hati para pembacanya. Inilah perbedaan
penulis yang condong menggunakan logika dan rasionalnya dibanding menggunakan
hati nuraninya dalam menulis. Sesuatu yang berasal dari hati akan diterima
dengan hati pula, maka saya akan sedikit berbagi bagaimana membiasakan menulis
dengan bijak:
Luruskan Niat
“Semua amal perbuatan
tergantung pada niatanya” sebuah hadis yang sangat populer bagi umat muslim
yang sering kita dengar. Hadis tersebut juga berlaku dalam dunia menulis,
sebelum mencoba menulis maka tetapkanlah niat terlebih dahulu dan pastikan niat
tersebut tidak goyah walau diterjang badai. Badai malas, badai takut, badai
minder, apalagi badai galau. Jika kita telah berniat menulis, mulailah
dan yakinlah..
Menulis dalam kondisi
tegang maupun tidak tenang akan mempengaruhi jenis tulisan yang kurang
baik. Bahkan tulisan yang akan kita tulis biasanya mengalami kendala di tengah
jalan. Sebelum menulis cobalah menenangkan pikiran terlebih dahulu.
Mungkin anda bisa
melihat film-film lucu untuk mengurangi ketegangan, bisa juga membaca
komik-komik comedy yang akan mengembalikan kestabilan emosi, atau melihat album
foto lama saat SMP ketika masa-masa polos+alay anda yang tentunya akan
mengundang tawa, maupun hal-hal lain yang tentunya para pembaca memiliki
kebiasaan tersendiri dalam menghibur diri. Namun saya tidak menyarankan untuk
melihat foto mantan kekasih anda, ini akan membuat anda semakin gelisah galau
merana (GeGaNa).. itupun jika anda memiliki mantan kekasih, hehehe (hanya
bercanda tanpa maksud memojokkan pihak-pihak tertentu).
1) Mulailah menulis dari hal-hal kecil
Seorang penulis yang
hebat pun pada awalnya memulai tulisan mereka dari sepotong-potong puisi, lembaran-lembaran
kecil catatan harian dan coret-coretan kata-kata yang acak. Semua pekerjaan di
dunia ini membutuhkan step by step dalam melakukannya, begitu pula dengan
menulis.
Jika anda belum
terbiasa menulis tulisan yang panjangnya berhalaman-halaman, maka cobalah
menulis satu dua halaman terlebih dahulu. Jika anda belum mampu menulis tulisan
yang berbahasa berat maupun bertema berat, maka cobalah menulis tulisan-tulisan
bertema ringan terlebih dahulu. Jika anda belum bisa menulis tulisan yang dapat
memotivasi orang lain, maka cobalah menulis tulisan-tulisan yang dapat
memotivasi diri sendiri maupun orang-orang terdekat anda, seperti kawan,
kenalan, sahabat, atau bisa juga untuk memotivasi kekasih anda.. itupun jika
anda memiliki kekasih (hanya untuk bercanda tanpa maksud menyindir pihak-pihak
tertentu) hehehe. Semua kebiasaan dari hal-hal kecil inilah yang akan membawa
pada kebiasaan yang lebih besar pada suatu hari.
2) Tulisalah apa yang terpikir bukan apa yang ingin dipikir
Anda pasti memiliki
gagasan dan ide yang sangat banyak di kepala, sampai-sampai gagasan itu
memenuhi otak dan pikiran. Oleh karenanya, cobalah sedikit demi sedikit melerai
gagasan-gagasan itu dalam bentuk tulisan sederhana. Tentunya para calon pembaca
tulisan anda tidak semua memiliki aliran kebatinan yang bisa membaca uneg-uneg
yang sedang anda pikirkan, so.. tulislah apa yang ada dalam benak anda agar
orang lain tau atau bahkan dapat memperoleh pelajaran dari apa yang dituliskan
tersebut. Jangan menunggu ide-ide baru yang muncul tapi mengabaikan ide-ide
yang sebenarnya sudah anda miliki. Cukup tuliskan apa yang anda ketahui dan
anda kuasai.
3) Gunakan bahasa diri sendiri bukan bahasa doi
Saya sering mendengar
nasehat jika kita harus banyak mencari referensi dari berbagai sumber untuk
mencari jenis bahasa yang kira-kira dapat kita contoh untuk tulisan yang akan
kita tulis. Apalagi mencontoh bahasa orang-orang yang kita sukai, kita hormati
maupun kita idolakan. Saya kurang sependapat dengan nasehat itu, menurut saya
bahasa setiap jiwa dan hati manusia memiliki keunikan dan ciri khas
tersendiri.
Jika kita menjadikan
bahasa orang lain sebagai patokan dalam menulis, hal ini akan mematikan ciri
khas bahasa diri kita sendiri. Sementara seperti apapun bahasa yang kita
miliki, maka seperti itulah diri kita yang harus kita terima dan disyukuri.
Saat menjadi penulis besar suatu hari nanti, ciri khas bahasa diri sendiri lah
yang akan membedakan tulisan kita dengan tulisan orang lain.
Bahasa lahir dari
dorongan jiwa dan hati nurani, maka dari bahasa itulah dapat dilihat kedalaman
jiwa bahkan kejernihan hati nurani. Jadi marilah kita mencoba menemukan corak
bahasa tulisan yang sesuai dengan kepribadian diri dan membiasakan menulis
menurut keyakinan diri. Jangan takut dinilai jelek oleh orang lain, dari
penilaian itulah kita bisa banyak memperbaiki diri. Zona nyaman tidak akan
mendewasakan kita, justru semakin melenakan diri kita.
1) Percaya diri dan selalu berbangga pada diri sendiri
Apapun dan bagaimanapun
tulisan yang akan kita hasilkan tentunya telah melalui usaha-usaha yang tidak
mudah dilakukan,apalagi bagi para penulis pemula. Oleh karenanya terima hasil
itu dangan lapang dada tanpa memikirkan penilaian dari orang-orang yang tidak
mengetahui upaya dan usaha yang telah kita lakukan. Untuk bisa
berdiri tegak kita harus tau bagaimana rasanya terjatuh. Untuk bisa menjadi
baik kita harus tau bagaimana rasanya dinilai buruk. Untuk menjadi hebat kita
harus tau bagaimana berjuang menerjang rintangan.
“Tak perlu tunggu
hebat untuk berani memulai apa yang kau inginkan. Hanya perlu memulai untuk
menjadi hebat, raih yang kau inginkan. Seperti singa yang menerjang semua
rintangan. Tanpa rasa takut, yakini bahwa, kamu, kamu, kamu *terhebat*.” (Lirik
lagu Boy Band Hits Indonesia Coboy Junior-Terhebat).
Demikianlah sedikit
yang dapat saya bagikan untuk para pembaca, semoga dapat bermanfaat.
Selamat menulis, jangan
ragu apalagi takut. Tuhan Maha Malihat, Maha Pandai, dan Maha Mengajarkan.
Tuhan yang akan membimbing dan menunjukkan segala urusan jika kita
mempercayainya :)
0 komentar:
Posting Komentar