A.
Ayat-Ayat tentang Penciptaan Manusia
At-Thariq ayat 5-7
فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ (5) خُلِقَ مِنْ مَاءٍ
دَافِقٍ (6) يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ (7)
Artinya: “ Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia
diciptakan. Dia diciptakan dari air (mani) yang dipancarkan. Yang keluar dari
antara tulang sulbi (punggung) laki-laki dan tulang dada perempuan.
1.
Penafsiran tentang at-Thariq ayat 5-7:
Dalam kitab tafisr al-Maraghi lafadz “مَاءٍ دَافِقٍ” diartikan sebagai “air yang dipancarkan.” Artinya manusia
diciptakan dari air mani yang dipancarkan oleh laki-laki. Air itu merupakan
kumpulan sperma (sel jantan) yang sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang, kecuali memakai alat mikroskup. Sel jantan ini berjalan hingga
bertemu sel telur yang berada dalam rahim wanita. Pertemuan antara kedua sel
inilah yang akan berproses membentuk janin (bayi).[1]
Sedangkan lafadz “الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ” diartikan “tulang punggung dan tulang rusuk.[2] Tulang rusuk
sendiri terletak di sekitar dada bagian bawah. Jika dikaitkan dengan ayat
sebelumnya, manusia diciptakan dari air, air ini dipancarkan melalui tulang
punggung dan tulang rusuk lelaki dan wanita, pertemuan antara kedua sel jantan
dan betina yang dipancarkan ini menjadi janin. Selanjutnya pada minggu keenam
dan ketujuh dari pertumbuhan dalam janin dalam rahim, terbentuklah embrio
(calon manusia). Embrio ini terdiri dari dua belahan yang menempel pada kedua
sisi tulang punggung ibu. Satu belahan membentuk ginjal dan organ-organ
(kencing), sedangkan belahan lain membentuk buah pelir jika janin tersebut
laki-laki dan indung telur jika janinnya perempuan. Baik buah pelir maupun
indung telur pada awal pertumbuhannya terletak berdampingan dengan ginjal ibu.
Atau terletak di pertengahan antara tulang punggung dan tulang rusuk ibu bagian bawah. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan janin, makanan janin maupun syaraf-syaraf janin berada dalam
rahim (rongga perut), yaitu antara tulang punggung dan tulang rusuk bagian
bawah.[3]
2.
Penjelasan Ilmiah at-Thariq ayat 5-7:
Dalam ayat at-Thoriq disebutkan bahwa penciptaan manusia berbahan
baku dari “air” air yangdimaksud dalam surat tersbut adalah air mani. Dalam
ilmu sains air mani biasa disebut dengan “sperma”. Seorang ilmuan bernama Rifyal Ka’bah
mengatakan bahwa Sperma (air mani) adalah zat yang keluar dari bermacam-macam
sumber atau kelenjar, kelenjar itu antara lain:[4]
a.
Listesticules
(testicles, biji laki-laki) yaitu organ sex laki-laki yang mengeluarkan
Spermatozoa yang berbentuk bundar telur dan mempunyai ekor panjang, hidup dalam
zat cair.
b.
Les
vicicules seminal (seminal
vesicle, kantong sperma) yang terletak dekat prostate yang mengeluarkan zat
cair khusus tetapi bukan mengandung unsur kesuburan.
c.
La
prostate yang mengeluarkan zat cair tertentu
serta memberi ciri bau khusus kepada sperma.
d.
Kelenjar-kelenjar
yang melekat pada saluran air kencing, yaitu kelenjar cooper atau mery
yang menegeluarkan zat cair yang encer dan kelanjar littre yang
menghasilkan lendir.
Sedangkan menurut Harun Yahya air mani adalah cairan campuran yang
dipancarkan dari tubuh laki-laki ke tubuh perempuan dengan tujuan memudahkan
pembuahan sel telur.[5]
Komposisi mani terdiri dari 10% cairan yang berasal dari saluran sperma, 60%
dari vesika seminalis, 30% dari kelenjar prostate, dan dari saluran lain yang
presentasinya sangat kecil.[6] Air
mani terdiri dari berbagai zat yang beragam, seperti fruktosa, fosforilkoin,
ergotionin, asam askorbat, flafin, asam sitrat, kolesterol, asam fosfat,
fosfolipid, dan lain-lain.[7]
Di dalam air mani terdapat sperma yang menjadi bahan baku
penciptaan (fisik) manusia setelah bertemu sel telur (ovarium). Dari segi
kedokteran dijelaskan bahwa laki-laki mampu memancarkan 200-300 juta sel
sperma, tetapi yang dapat mencapai sel telur hanyalah 1000 sel. Dari 1000 sel
ini hanya satu sel yang dapat membuahi sel telur. Hal ini berarti manusia
berasal dari satu bagian kecil dari air mani.[8]
Dalam al-Qur’an surat al-Mu’minun ayat 12-14 dijelaskan lebih
terperinci proses penciptaan air mani hingga terciptanya manusia, ayat tersebut
berbunyi:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا
الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي
قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا
الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ
لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ
الْخَالِقِينَ (14(
Artinya: “ Dan
sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dengan air yang tersaring dari
tanah. Kemudian Kami jadikan setitik mani di tempat yang aman. Kemudian Kami
jadikan mani itu sekepal darah, lantas darah itu Kami jadikan sekerat daging,
lantas daging itu Kami jadikan Tulang, lalu tulang-tulang itu Kami balut dengan
daging, kemudian Kami jadikan satu kejadian yang lain (sifatnya), maka Maha
Suci Allah, sebaik-baiknya Pencipta. ”
Dalam ayat
tersebut setidaknya menjelaskan tahapan-tahapan sebagai berikut:[9]
a.
Air mani pada hakekatnya tersaring dari zat-zat yang berasal dari
tanah. Tumbuh-tumbuhann untuk kehidupannya mengambil makanan dari zat-zat yang
ada dalam tanah. Tumbuh-tumbuhan ini dimakan oleh hewan dan manusia, hewan pun
ada pula yang dimakan manusia. Sari-sari makanan manusia yang berasal dari
tumbuhan maupun hewan diproses di dalam tubuh manusia, sebagian dari proses itu
menjadi mani.
b.
Air mani itu dipancarkan oleh pihak laki-laki ke dalam rahim
wanita, lantas di dalam rahim bertemu dengan sel telur dari wanita, lalu mereka
berkembang biak.
c.
Setelah pembiakan sel ini terjadi, lalu ditempatkan di tempat yang
aman agar berkembang biak secara sempurna.
d.
Perkembangan ini dimulai dari mani, lalu menjadi sekepal darah,
darah ini menjadi sekerat daging, daging menjadi tulang, tulang-tulang ini
dibalut daging, sesudah itu terbentuklah manusia.
3.
Kontestualisasi ayat
Ayat at-Thariq ayat 5-7 merupakan salah satu bukti
kemukjizatan al-Qur’an di mana melalui al-Qur’an dapat disingkap
hakikat-hakikat ilmiah yang sesuai dengan penemuan-penemuan sains modern,
terkhusus pada pembahasan al-Qur’an tentang penciptaaan manusia yang berbahan
baku dari air mani yang tidak menyalahi penemuan sains modern yang terus
berkembang sampai saat ini.
Daftar Pustaka
Al-Maraghi, Ahmad Mushthafa. 1985. Tafsir al-Maraghi. (Alih
bahasa:Bahrun Abu Bakar ). Jilid 20. Semarang: Toha Putra.
Zaini, Syahminal. 1984. Mengenal Manusia Lewat Al-Qur’an. Surabaya:
Bina Ilmu.
Sutoyo, Anwar. 2015. Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
[1] Ahmad
Mushthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi (Semarang:Toha Putra, 1985),
terj. Bahrun Abu Bakar, jld. 20 hlm. 186
[2] Ahmad
Mushthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi (Semarang:Toha Putra, 1985), terj.
Bahrun Abu Bakar, jld. 20 hlm. 187
[3] Ibid.
hlm. 189
[4]
Syahminal Zaini, Mengenal Manusia Lewat Al-Qur’an (Surabaya: Bina Ilmu,
1984), hlm. 12
[5] Anwar
Sutoyo, Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,
2015), hlm. 50
[6] Ibid.
[7] Ibid.
[9]
Syahminal Zaini, Mengenal Manusia Lewat Al-Qur’an, (Surabaya: Bina Ilmu,
1984), hlm. 15
0 komentar:
Posting Komentar